Metode Teknik Terapi Mental Unik Seperti Bermain Drama



 Assalamualaikum Wb.Wb
Ada berbagai teknik psikoterapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mental seseorang. Salah satunya adalah teknik psikodrama yang merupakan suatu bentuk terapi yang memungkinkan pasien untuk mengeksplorasi masalah melalui metode tindakan dramatis.

Dalam prakteknya, psikodrama menggunakan format kelompok tetapi berfungsi sebagai terapi individu. Terapi ini berakar pada psikologi yang di dalamnya juga menggabungkan elemen teater dan sosiologi. Untuk mengenal psikodrama lebih dalam, mari kita simak uraiannya berikut ini.

Apa itu psikodrama?
Psikodrama adalah salah satu jenis terapi psikologi berbasis tindakan yang dilakukan dengan mengeksplorasi peran yang cerita dan tokohnya disesuaikan dengan peristiwa dari masa lalu pasien yang menjalani terapi. Saat menjalani terapi psikodrama, Anda akan diajak untuk melakoni drama agar bisa melihat lebih jelas inti permasalahan serta aspek emosional dari suatu kejadian.

Jenis terapi ini menggabungkan aspek permainan peran, presentasi diri yang dramatis, dan dinamika kelompok. Meski ditujukan untuk individu, terapi akan dilakukan dengan bantuan beberapa ‘aktor’ lain untuk membuat drama lebih utuh.

Terapi ini dilakukan di tengah lingkungan yang aman dan terpercaya, sehingga pasien bisa mengeksplorasi emosi dan masa lalu mereka secara bebas dengan bimbingan ahli yang terpercaya.

Sejarah psikodrama
Psikodrama merupakan bentuk asli psikoterapi kelompok yang dikembangkan pada awal 1900-an oleh seorang psikiater abad ke-20 kelahiran Romania yang bernama Jacob Levy Moreno.

Terapi eksperiensial psikodrama memungkinkan koreksi melalui pengulangan pengalaman dan kemudian peningkatan dinamis melalui latihan ekspresi dan peran. Moreno juga menciptakan istilah “terapi kelompok” dan “psikoterapi kelompok.”

Beberapa catatan penting mengenai lahir dan berkembangnya metode psikodrama adalah:

Psikodrama terlahir dari pengakuan Moreno atas pentingnya pendekatan kelompok dalam terapi serta minatnya terhadap filsafat, teater dan juga mistisisme.
Sesi pertama psikodrama diadakan pada tahun 1921.
Moreno lalu mendirikan Rumah Sakit Beacon pada akhir tahun 1930-an. Di rumah sakit ini terdapat penampilan teater terapeutik di mana psikodrama dapat dipraktikkan sebagai bagian dari terapi.
Tahun 1942 Moreno mendirikan American Society of Group Psychotherapy and Psychodrama.
Setelah kematian Jacob Moreno pada tahun 1974, istrinya Zerka terus mengajarkan dan melatih orang lain dalam melakukan pendekatan psikodrama.

Manfaat psikodrama
Terapi psikodrama dapat membantu untuk mengatasi sejumlah kondisi yang memengaruhi citra diri, emosi, dan suasana hati. Beberapa kondisi yang mungkin dapat dibantu, termasuk:

1. Duka mendalam
2. Masalah identitas
3. Gangguan makan
4. Gangguan suasana hati
5. Gangguan kepribadian
6. Citra diri negatif
7. Masalah hubungan
8. Trauma

Selain itu, terapi psikodrama juga telah digunakan dalam pengobatan kondisi lainnya seperti skizofrenia dan gangguan penyalahgunaan zat terlarang.

Seseorang yang sukses menjalani psikodrama, akan merasakan beberapa perubahan positif dalam hidupnya, seperti:

1. Merasa lebih kompeten dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Hal ini dapat berkontribusi pada meningkatnya pemahaman akan keadaan sekitar dan kemampuan menghadapi untuk keluar dari trauma.

2. Mencapai perspektif baru dan pola perilaku yang lebih efektif yang didapatkan dari meningkatnya pemahaman tentang peran seseorang dalam kehidupan, cara berinteraksi dengan orang lain, dan hal-hal yang mungkin menciptakan tantangan atau membatasi perubahan dalam hidup mereka.

3. Meningkatkan penggunaan bahasa dan perspektif Anda untuk mengeksplorasi kejadian di masa lalu, saat ini, atau masa depan.

4. Dapat melihat diri dan situasi mereka sendiri dari perspektif luar, sehingga sesi psikodrama sering menjadi tempat yang aman untuk mengeksplorasi solusi baru bagi berbagai kesulitan atau tantangan, baik masalah yang berakar pada penyebab luar atau situasi masa lalu.

Psikodrama juga memiliki kelebihan lain, seperti bisa disesuaikan dengan berbagai kondisi dan kebutuhan setiap individu. Terapi ini pun dapat diintegrasikan dengan pendekatan psikoterapi lainnya, termasuk psikoanalisis, terapi perilaku, terapi bermain, hipnoterapi, terapi keluarga, terapi kelompok, dan terapi Gestalt.

Teknik terapi psikodrama
Psikodrama biasanya dilakukan sebagai sesi terapi kelompok mingguan yang diikuti oleh 8-12 anggota. Setiap sesi dapat berlangsung antara 90 menit hingga 2 jam. Setiap sesi berfokus pada situasi yang dihadapi salah satu individu dan anggota kelompok lainnya mengambil peran sesuai kebutuhan.

Ada tiga fase dalam psikodrama yakni fase pemanasan, fase tindakan dan fase berbagi.

1. Fase pemanasan
Pada fase ini anggota kelompok saling mengenal satu sama lain. Fase ini bertujuan untuk membangun kepercayaan, kekompakan dan perasaan aman antar anggota kelompok. Ini adalah tahap yang penting agar setiap anggota merasa nyaman dalam melakukan terapi atau mengeskplorasi sebuah masalah.

2. Fase aksi
Pada fase aksi seorang individu yang terpilih akan berperan sebagai protagonis yang mengulangi adegan berdasarkan pada kejadian signifikan yang terjadi di dalam kehidupannya. Misalnya, situasi saat dia terjebak di tengah pertengkaran orangtua.

Terapis akan berperan sebagai sutradara yang berfungsi memberikan pengarahan dan bimbingan. Beberapa anggota lain akan menjadi ego tambahan atau individu lain yang terlibat di dalam kehidupan protagonis. Sementara sisa anggota lainnya berperan sebagai penonton.

Adegan kemudian akan diperankan kembali dan berbagai perasaan yang muncul akan diperiksa dan diekspresikan. Saat itulah biasanya protagonis akan sadar bahwa ada perasaan yang tidak diungkapkan saat kejadian asli (di masa lalu) berlangsung.

Adegan tersebut diperagakan kembali serta perasaan yang terpendam diekspresikan melalui permainan peran. Akhirnya, adegan pengulangan ini dilakukan lagi dengan akhiran alternatif. Biasanya akhiran ini akan memperkuat protagonis atau memperbaiki adegan dalam beberapa cara dan nantinya akan menjadi solusi yang dapat dipelajari oleh orang yang melakukan terapi.

3. Fase berbagi
Fase berbagi merupakan tahap akhir dimana terapis akan membantu individu dalam memahami emosi dan pikiran yang muncul ke permukaan. Hal ini diharapkan dapat mengarahkan individu pada wawasan baru dan perubahan yang lebih baik.

Anggota yang lain juga dapat memberikan pandangan mereka yang mungkin dapat membantu protagonis mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman mereka sendiri.

Jika Anda tertarik untuk menjalani terapi psikodrama baik sebagai protagonis atau partisipan, Anda dapat mencari informasi terkait terapis yang menggunakan teknik psikodrama atau melalui rekomendasi psikiater yang berada di fasilitas kesehatan terdekat.
 

Jika Anda ingin bertanya lebih jauh tentang  program terapi di klinik hati atau membutuhkan saran layanan terapi lainnya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan kami secara online. Penyakit yang tidak kunjung sembuh atau ada saudara teman anda yang sedang sakit. Bisa datang kepada kami, dengan perantara Kami Insya Allah sembuh atas ijin Allah SWT.


Info Lebih Lanjut Hub : 0821 1541 1233


Kesembuhan Datang dari Allah Keselamatan dan Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami ⁣⁣⁣⁣


Semoga Allah memberkahi hari ini dan Allah mudahkan setiap urusan, memberikan rezeki yang halal dan baik,  melapangkan hati, dan meringankan langkah kita dalam kebaikan. Dan semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat, sabar dan bersyukur.
 

Sekian dan terimakasih atas waktunya


Wa'alaikumsalam Wr. Wb.

0 Komentar