Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan untuk membantu individu agar dapat mandiri dalam semua aspek kehidupan dengan memaksimalkan fungsi tubuhnya. Biasanya, terapi ini diberikan kepada mereka yang mengalami keterbatasan fisik ataupun psikis tertentu.
Terapi ini dilakukan dengan cara melihat fungsi fisik, psikologis, dan sosial individu dalam suatu program aktivitas terstruktur. Itu sebabnya terapi okupasi pada anak akan berbeda dengan lansia atau orang yang mengalami cedera.
Kemudian, serangkaian rencana terapi akan dibuat. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dalam menggunakan anggota tubuhnya.
Lebih jelas, asosiasi terapi okupasi Amerika Serikat, AOTA, menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan layanan terapi okupasi, yakni:
Penilaian individu
Pada tahap ini, pasien ataupun keluarga bersama dengan terapi menentukan tujuan yang ingin dicapai. Mengetahui sejauh mana kapasitas pasien akan menjadi penting untuk menentukan langkah selanjutnya dan menentukan target terapi.
Penyesuaian rencana terapi
Tahap ini bertujuan untuk menyesuaikan jenis terapi yang diperlukan individu berdasarkan penilaian yang telah dilakukan. Jenis terapi yang diberikan diharapkan dapat membantu pasien meningkatkan kemampuannya menjalankan aktivitas sehari-hari dan mencapai goals yang telah ditentukan.
Evaluasi
Setelah menjalani rangkaian terapi, evaluasi akan dilakukan untuk memastikan keberhasilan terapi atau dibutuhkan perubahan rencana terapi.
Siapa saja yang membutuhkan terapi okupasi?
Semua golongan usia yang memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat melakukan terapi okupasi, mulai dari bayi, anak, dewasa, hingga lansia.
Beberapa kondisi umum yang membutuhkan terapi okupasi antara lain:
Orang yang berada dalam masa pemulihan pasca-operasi atau pasca-cedera
Orang yang membutuhkan penanganan nyeri tertentu
Seseorang yang mengalami gangguan neurologis, seperti sklerosis atau pemulihan pasca stroke
Seseorang yang mengalami gangguan sendi, seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis
Individu yang mengalami gangguan pada tangan, seperti carpal tunnel syndrome dan trigger finger
Seseorang yang mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme, gangguan belajar, dan gangguan intelektual
Individu yang mengalami cedera otak
Individu yang mengalami gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan berlebih, demensia, dan Alzheimer
Individu yang mengalami gangguan keseimbangan
Individu yang mengalami penurunan penglihatan
Anak dengan Down syndrome atau cerebral palsy
Berbagai jenis terapi okupasi yang mungkin diberikan
Terapi okupasi biasanya akan menyesuaikan dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu tersebut. Artinya, Anda membutuhkan konsultasi dengan terapis untuk menentukan jenis terapi yang tepat untuk Anda atau orang terdekat Anda.
Berikut ini beberapa contoh terapi okupasi yang dilakukan di klinik :
Penilaian aktivitas kehidupan sehari-hari (Activity of Daily Living/ADL)
Rehabilitasi fisik
Terapi kognitif
Penyediaan peralatan keberlanjutan yang dapat membantu menunjang kemandirian pasien setelah keluar dari klinik
Pelatihan teknik alternatif dan penggunaan alat untuk mencapai kemandirian
Kunjungan rumah dan adaptasi lingkungan rumah
Promosi kesehatan dan strategi koping
Mobilisasi sendi, membangun kekuatan, ketangkasan, dan toleransi kerja
Pelatihan kembali gerakan dan keterampilan tertentu
Pengkajian ketersediaan alat bantu dan kebutuhan jangka panjang.
Jika Anda ingin bertanya lebih jauh tentang terapi okupasi atau membutuhkan saran layanan terapi okupasi, Anda juga bisa berkonsultasi dengan terapis secara online. Penyakit yang tidak kunjung sembuh atau ada saudara teman anda yang sedang sakit. Bisa datang kepada kami, dengan perantara Kami Insya Allah sembuh atas ijin Allah SWT.
Info Lebih Lanjut Hub : 0821 1541 1233
Kesembuhan Datang dari Allah Keselamatan dan Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami
Semoga Allah memberkahi hari ini dan Allah mudahkan setiap urusan, memberikan rezeki yang halal dan baik, melapangkan hati, dan meringankan langkah kita dalam kebaikan. Dan semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat, sabar dan bersyukur.
Sekian dan terimakasih atas waktunya
Wa'alaikumsalam Wr. Wb.
0 Komentar
Terimakasih Atas Kritik Dan Sarannya