Mengenal Bahaya Kecanduan Narkoba Dan Cara Rehabilitasi


 Assalamualaikum Wb.Wb


Mengobati kecanduan narkoba memang bukan perkara mudah. Saking beratnya, pecandu bahkan bisa kembali lagi terjerat narkoba meski sudah menjalani terapi. Berbagai terapi pun banyak ditawarkan untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi barang-barang adiktif tersebut.


Jika memang benar-benar ingin sembuh, pecandu terlebih dahulu harus menguatkan tekad dan tentu saja meninggalkan lingkungan lamanya. Namun terkadang tekad yang kuat saja tidak cukup untuk bisa terbebas dari jeratan candu narkoba.


Kebanyakan pecandu membutuhkan bantuan terapi untuk bisa menghilangkan efek obat-obatan terlarang yang telah terlanjur merusak sistem di otaknya.


Narkoba dapat merusak kesehatan fisik maupun psikis penggunanya. Rehabilitasi narkoba adalah salah satu upaya untuk menyembuhkan pecandunya dari ketergantungan obat-obatan terlarang tersebut.


Gejala kecanduan narkoba

Kecanduan narkoba adalah kondisi yang mempengaruhi otak dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan penggunaan obat-obatan terlarang. 

Ketika kecanduan narkoba, seseorang dapat terus menggunakan obat-obatan tersebut meskipun bisa menimbulkan bahaya.

Risiko dan seberapa cepat Anda mengalami kecanduan bergantung pada jenis narkoba yang digunakan. Namun, seiring berjalannya waktu, Anda mungkin memerlukan dosis obat yang lebih besar sehingga sulit untuk berhenti menggunakannya.

Berikut adalah gejala kecanduan narkoba yang umum terjadi:

Hidung sering berair

Tremor atau kejang

Kelelahan ekstrem

Kehilangan koordinasi fisik

Bau pada napas atau pakaian

Pupil mata mengecil atau membesar

Mata merah atau berair

Berat badan naik atau turun secara signifikan

Perubahan nafsu dan pola makan

Pola tidur tidak teratur atau sulit tidur

Menarik diri dari lingkungan sosial

Tidak menjaga kebersihan diri, seperti jarang mandi dan berganti pakaian

Melakukan hal berbahaya, misalnya mencuri demi mendapatkan narkoba.

Upaya menghentikan penggunaan narkoba dapat menyebabkan sakau atau putus obat. Sakau adalah gejala fisik dan mental yang terjadi akibat pemberhentian atau pengurangan dosis obat dalam mengonsumsi narkoba. 

Gejala sakau juga bergantung pada jenis obat yang digunakan. Kondisi ini umumnya dapat menyebabkan perubahan nafsu makan, perubahan suasana hati, hidung tersumbat atau pilek, kelelahan, nyeri otot, gelisah, berkeringat, tubuh berguncang, tremor, mual, dan muntah.

Gejala yang lebih parah, seperti halusinasi, kejang, atau delirium juga bisa terjadi. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan yang tepat untuk mengatasi kecanduan narkoba.

Pengertian rehabilitasi adalah cara untuk membantu seseorang agar bisa pulih dari penyakit kronis, baik fisik maupun psikologisnya. 

Bagi yang belum mengetahui apa itu rehabilitasi narkoba, ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menghentikan ketergantungan obat-obatan terlarang.

Proses rehabilitasi narkoba pun tidak sederhana. Kecanduan narkoba adalah penyakit yang kronis, di mana penderitanya tidak bisa secara langsung berhenti mengonsumsi narkoba dalam hitungan hari.

Dalam kebanyakan kasus, pecandu harus menjalani rehabilitasi narkoba dalam jangka panjang. Mulai dari tahap awal (detoksifikasi) hingga dinyatakan sembuh dari ketergantungan. 

Mengenai berapa lama rehabilitasi narkoba, para pecandu biasanya butuh sedikitnya 28 hari hingga 1 tahun untuk pulih, bergantung tingkat keparahan kecanduannya hingga respons tubuh pasien dalam menerima pengobatan.

Pada dasarnya, rehabilitasi bukan hanya bertujuan membuat penggunanya berhenti memakai narkoba. Rehabilitasi juga bertujuan memastikan orang tersebut bebas narkoba seumur hidup, serta kembali melakukan hal-hal produktif di dalam keluarga hingga lingkungan sekitarnya.

Rehabilitasi bagi pecandu narkoba

Pada pasal 54 dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Apa saja tahapan rehabilitasi narkoba?

Dalam menjalani rehabilitasi medis, pecandu narkoba akan menjalani tiga tahapan rehabilitasi narkoba, yakni:

1. Rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Pada tahap ini, pecandu narkoba akan diperiksa kondisi kesehatannya, baik fisik maupun mental. 

Setelah asesmen tersebut, dokter akan memutuskan obat yang akan diberikan pada pecandu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang diderita. 

Pemberian obat sendiri akan tergantung dari jenis narkoba hingga berat atau ringannya sakau yang dialami pecandu tersebut.

Salah satu metode detoksifikasi yang sering digunakan di Indonesia adalah cold turkey. Metode ini dilakukan dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberi obat-obatan tertentu.

Setelah tidak lagi sakau, pecandu narkoba akan dikeluarkan dari kamarnya kemudian diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). 

Metode ini juga banyak digunakan oleh panti rehabilitasi yang mengedepankan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya.

2. Rehabilitasi nonmedis

Pecandu wajib ikut menjalani program rehabilitasi yang dicanangkan, misalnya therapeutic communities (TC), 12 steps, pendekatan keagamaan, dan lain-lain. 

Dalam program TC, misalnya, pecandu narkoba diajarkan untuk mengenal dirinya lewat lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi/psikologis, intelektual dan spiritual, pendidikan, serta kemampuan untuk bertahan bersih dari narkoba. TC dilakukan dengan cara menempatkan pecandu narkoba di tengah masyarakat dalam kurun 6-12 bulan.

3. Bina lanjut (after care)

Setelah dinyatakan ‘lulus’ dari tempat rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba bisa kembali ke masyarakat dan beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, mereka tetap akan berada di bawah pengawasan BNN agar dipastikan bahwa pecandu tersebut telah pulih total terhadap ketergantungannya pada narkoba.

Berbagai metode rehabilitasi narkoba di Indonesia, metode rehabilitasi narkoba yang bisa digunakan di Indonesia, di antaranya:

Cold turkey

Cold turkey adalah metode rehabilitasi narkoba yang dilakukan dengan cara menghentikan penggunaan narkoba atau zat adiktif secara langsung. 

Salah satu cara mengatasi kecanduan narkoba tertua ini mengharuskan pecandu untuk dikurung dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan.

Jika gejala kecanduannya sudah hilang, pecandu dapat diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode ini sering kali digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi narkoba dengan pendekatan keagamaan.

Terapi substitusi opioda

Terapi substitusi opioda adalah terapi yang dilakukan hanya untuk pasien yang ketergantungan heroin (opioda). 

Untuk pengguna opioda hardcore addict (pengguna opioda dalam bentuk suntikan selama bertahun-tahun), mereka biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu menjalani terapi ketergantungan selama beberapa kali.

Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) dapat diganti dengan narkotika legal sebagai obat detoksifikasi. Tentunya, obat-obatan ini diberikan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan pecandu. Lambat laun, dosisnya akan diturunkan.

Therapeutic community

Therapeutic community adalah salah satu cara berhenti narkoba yang mulai dicetuskan di Amerika Serikat pada 1950-an. 

Tujuannya adalah menolong pecandu untuk bisa kembali ke masyarakat dan dapat menjalani kehidupan yang produktif.

Itulah tadi berbagai metode atau program rehabilitasi narkoba yang dilakukan di Indonesia.

Mencegah relapse (kambuh)

Setelah dinyatakan setelah menjalani rehabilitasi narkoba, perjuangan mantan pecandu selanjutnya adalah memastikan tidak kambuh lagi.

Pasalnya, penyalahgunaan obat terlarang mengubah fungsi otak dan bisa memicu keinginan untuk mengonsumsi zat tertentu di dalam otak.

Penting bagi para pecandu yang tengah menjalani rehabilitasi narkoba untuk mengenali, menghindari, dan menghadapi sendiri pemicu tersebut ketika mereka sudah keluar dari pusat rehabilitasi. 

Untuk membantu mantan pecandu melakukan hal ini, mereka bisa dibantu dengan obat-obatan untuk membantu mengembalikan fungsi normal otak dan mengurangi keinginan untuk kembali memakai narkoba.

Obat-obatan tersedia bagi pecandu opioid (heroin), tembakau (nikotine), dan alkohol. Sementara itu, para peneliti sedang mengembangkan obat untuk pecandu kokain, methamphetamine, dan canabis (marijuana).

Pada kebanyakan kasus, mantan pecandu narkoba harus mengonsumsi berbagai obat-obatan. Pasalnya, mereka biasanya mengonsumsi lebih dari satu jenis narkoba dan mengalami efek negatif, seperti depresi dan cemas, yang mungkin juga menjadi faktor ketergantungan narkoba yang mereka derita.

Tidak ada metode pakem dalam rehabilitasi narkoba yang pasti berhasil menghilangkan kecanduan. Namun, satu hal yang pasti harus dilakukan oleh para pecandu adalah niat dan komitmen dalam mengatasi ketergantungannya terhadap barang haram tersebut.


Bahaya dan Dampak Narkoba pada Hidup dan Kesehatan

Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini.

Meski ada beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan, namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat. Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:


Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.


Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.


Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar.


Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi taruhannya.


Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.

Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut tidak memberikan dampak positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu, relasi dengan keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-coba memakai barang berbahaya tersebut karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan kesehatan.

Ketergantungan Narkoba dan obat-obatan terlarang lain sering diidentikkan dengan hal-hal yang negatif. Namun , banyak ahli yang menyebutkan bahwa ketergantungan Narkoba ternyata adalah sebuah penyakit Medis.

Dopamin merupakan zat kecil di otak yang penting untuk membawa sinyal dari satu sel otak ke organ-organ tubuh lainnya. Hormon ini memiliki peran dalam mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur dan kognitif. Fungsi itulah yang akan dirusak oleh zat-zat dalam alkohol dan narkoba.


Ketergantungan Narkoba bisa di hilangkan dengan melakukan  beberapa terapi rutin Pengobatan Alternatif di Klinik hati Nurul Iman.


Jika anda mempunyai penyakit yang tidak kunjung sembuh atau ada saudara teman anda yang sedang sakit. Datanglah kepada kami, dengan perantara Kami Insya Allah sembuh atas ijin Allah SWT.



Info Lebih Lanjut Hub : 0821 1541 1233


Kesembuhan Datang dari Allah Keselamatan dan Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami ⁣⁣⁣⁣


Semoga Allah memberkahi hari ini dan Allah mudahkan setiap urusan, memberikan rezeki yang halal dan baik,  melapangkan hati, dan meringankan langkah kita dalam kebaikan. Dan semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat, sabar dan bersyukur.



Sekian dan terimakasih atas waktunya


 

Wa'alaikumsalam Wr. Wb.


0 Komentar