Penyakit Autisme pada Anak, Bagaimama Cara Mengatasinya?

autisme pada anak

Apakah Sahabat Klinik pernah kenal dengan seseorang yang mengalami autisme?

Adakah yang beda secara fisik maupun mental? Tentu iya ya, karena memang autisme ini semacam kelainan yang menghambat perkembangan anak terutama di awal-awal usianya.

Gangguan ini dapat diidentifikasi dengan si anak kesulitan komunikasi, berinteraksi sosial, serta berperilaku dan beraktivitas yang kaku. 

Autisme dapat ditemukan pada anak anak yang pintar maupun yang mempunyai kepribadian santai. Anak dengan autisme mungkin juga memiliki kebutuhan lain seperti ADHD dan disleksia yang perlu ditangani.

Saat ini, kategori ASD (Autism Spectrum Disorder) termasuk:

• Gangguan Autisme (Autis)

• Sindrom Asperger

• PDD-NOS (autism atopic)

Berdasarkan tingkat keparahan gejala, anak dengan autism dapat dideskripsikan sebagai “high function” dan “low function”. 

Anak-anak “low function” bias tantrum atau berperilaku kurang baik di kehidupan sosial. Anak-anak “high function” dapat mengontrol perilakunya, namun, memiliki kesulitan dalam berteman atau menjadi target pembulian di sekolah. 

Sebagai orang dewasa, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bekerja karena lemahnya kemampuan social mereka.

Autisme bukan disebabkan oleh rasa malu, kesalahan pola asuh ataupun trauma masa kecil. Autisme adalah gangguan yang hampir semua peniliti sepakat bahwa genetis memiliki peran. 

Anak dengan autisme mengahadapi beragam kesulitan dalam kehidupan sehari hari karena mereka tidak bisa melakukan hal yang menurut kita “mudah”, bukankarena mereka malu atau mencari perhatian.

Salah satu tes sederhana untuk melihat apakah seorang anak memiliki autism adalah dengan melihat apakah anak tersebut secara spontan menunjuk sesuatu untuk berbagi pengalamannya, seperti, seorang anak menunjukkan seekor kupu kupu cantik ke orang tuanya. 

Anak dengan autisme, sebagain besar, tidak melakukan hal tersebut, mereka akan menunjuk sesuatu untuk meminta barang tersebut (contohnya minta makanan). Anak yang berbagi pengalaman kemungkinannya tipis untuk memiliki autism.

Banyak orang tua yang salah paham apabila anak mereka belum dapat berbicara pada umur tertentu, maka terapi wicara akan menyelesaikan masalah tersebut. Namun, keterlambatan dan kesulitan bicara bisa jadi sindrom dari masalah yang lebih besar.

Apabila seorang anak menunjukkan tanda-tanda autism, dia kemungkinan besar memiliki autism. 

Anak dengan autism akan membutuhkan bantuan yang lebih besar daripada hanya terapi wicara, karena mereka tidak hanya memiliki kesulitan berbicara, namun juga bersosialisasi, mengambil keputusan dan mengontrol perilaku mereka.

Mencari pertolongan utnuk anak autis sesegera mungkin sangatlah penting, karena intervensi dini dapat menyelesaikan beberapa isu sebelum menjadi semakin parah.

Banyak anak yang dapat pulih dari autism. Kalaupun tidak, mereka masih mampu mengikitu sekolah regular.

Bagaimana Saya Bisa Tahu Jika Anak Saya Memiliki Autisme? Apa Gejalanya?

Autisme adalah sebuah gangguan perkembangan. Untuk mendeteksi gejala sedini mungkin, orang tua dapat memperhatikan sebaik apa anak mereka mencapai perkembangan milestone. 

Apabila anak tidak mencapai beberapa poin perkembangan, makan disarankan untuk membawa anak anda ke professional.

Bayi baru lahir

Bayi akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur dan makan. Mereka hanya dapat melihat benda yang sangat dekat dengan mereka- sekitar 25 cm/10 inchi. 

Cobalah menjulurkan lidah pada jarak tersebut untuk melihat bayi tersebut meniru anda.

Usia 1 Bulan

Bayi akan mulai membuat suara ketika melihat anda.

Usia 2 Bulan

Bayi mulai tersenyum dan banyak memperhatikan wajah wajah disekitarnya. Orang tua dapat mendukung mereka untuk belajar kontak mata sebanyak mungkin. Orang tua dapat mulai dengan melihat kepada bayi mereka saat berbicara.

Usia 3 Bulan

Bayi akan mulai mengangkat kepala tanpa goyah. Bayi juga mulai bisa menolehkan kepala. Selain itu bayi juga mulai banyak mengoceh. Orang tua dapat mendukung perkembangan bahasa dengan berbicara, bernyanyi atau mengeluarkan suara suara kepada bayi sepanjang hari.

Usia 4 Bulan

Ketika diletakkan pada lantai dengan posisi tengkurap, bayi dapat berguling ke posisi terlentang. Bayi mulai memperhatikan wajah dan suara suara di sekitarnya. Bayi mulai merespon wajah atau ekspresi lucu dengan senyum dan tawa.

Usia 5 Bulan

Bayi mulai mengenali orang yang mengurusnya dan menunjukkan afeksi melalui pelukan maupun ciuman. Ia dapat mengakat lengannya ketika ingin digendong. Ia juga mulai merespon namanya. Bayi juga belajar untu mengabaikan suara yang familiar dan ingin tahu suara suara baru.

Usia 6 Bulan

Bayi mulai dapat berguling guling di lantai. Ia juga mulai mengeksplor beragam suara.

Usia 7 Bulan

Bayi semakin baik dari segi motoric halus seperti menggenggam dan memainkan benda dengan jarinya, serta menggunakan bibir dan lidahnya untuk merasakan benda. Ia dapat memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya. 

Ia juga mulai belajar minum sendiri dari cangkir dengan dua pegangan dan bertepuk tangan dengan bantuan. Bayi mulai merasa permainan “ciluk-ba” menarik dan benda benda masih ada meskipun ia tidak sedang melihatnya, merasakannya atau mendengarnya.

Usia 8 Bulan

Bayi mulai merangkak dan menarik dirinya sendiri menuju posisi berdiri dnegan berpegangan pada benda disekitarnya. Ia juga belajar untuk menggunakan ibu jari dan kedua jarinya untuk mengambil benda, kemampuan yang dapat ia gunakan untuk makan. 

Ia dapat mengekspresikan dirinya, seperti menunjuk benda dan melambaikan tangan pada orang ketia akan pergi. Ia merespon mood orang disekitarnya, misalnya ikut menangis ketika bayi lain didekatnya menangis.

Usia 9 Bulan

Bayi mulai mengoceh namun dengan suara yang lebih jelas. Ia mulai menunjukkan rasa cemas, seperti bersembunyi pada orang yang mengurusnya dari orang yang dikenalnya. Ia juga mulai belajar bermain bersama. Ia juga mulai berjalan dengan berpegangan pada benda.

Usia 10 Bulan

Bayi sudah merangkak menggunakan tangan dan lutut dengan baik. Ia mulai mengeluarkan suara dan melakukan gerakan untuk mendapatkan perhatian atau memilih sesuatu berdasarkan kemauannya. 

Pada saat ini, tatapannya mulai konsisten dan dapat diprediksi. Ia juga menunjukkan fokus dan atensi yang sama seperti orang lain – ia tersenyum pada benda yang menarik kemudian melihat pada teman sosialnya sambil mempertahankan senyumnya. [Perhatian bersama adalah tonggak perkembangan utama. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang tidak mencapai hal ini beresiko mengembangkan autisme.]

Usia 11 Bulan

 Saat ini bayi mulai paham bahasa sederhana. Ia dapat mengikuti instruksi sederhana namun juga mulai bisa memilih untuk mengabaikannya. Ia dapat mengangkat lengannya untuk dibantu berpakaian. Ia juga dapat berjalan sambil berpegangan tangan pada orang lain.


Usia 12 Bulan

Bayi mulai memiliki kemampuan berkomunikasi dua arah dengan kemampuan bahasa dan sosialnya. Ia juga sudah menguasai kemampuan motoric halus dan dapat dengan mudah menggenggam dan melempar barang.

Dapat disimpulkan, bayi atau balita yang mungkin memiliki autism biasanya tidak:

Mengikuti objek secara visual

Mengikuti gerakan orang menunjuk benda

Melakukan kontak mata

Merespon pada suara yang familiar atau namanya

Meniru ekspresi wajah seperti tersenyum

Menggunakan gerakan seperti melambaikan tangan atau menunjuk benda yang manrik perhatiannya

Membuat suara untuk mendapatkan perhatian orang

Merespon pelukan atau ajakan bermain

Memulai pelukan atau minta digendong

Meminta bantuan

Poin penting yang perlu diingat adalah anak dengan autism sangat lemah dalam atensi kelompok. Artinya, mereka tidak dapat secara spontan memperhatikan apa yang sedang diperhatikan orang lain.

Singkatnya, anak kebanyakan memulai komunikasi dengan ibu mereka dengan melihat pada ibunya terlebih dahulu. Saat pandangan mereka bertemu, anak baru menunjuk pada seekor kupu kupu cantik. Kemudian mereka saling pandang lagi dan tersenyum.

Sebaliknya, anak dengan autism menujuk benda untuk mendapatkannya (meminta makan). Anak-anak ini tidak secara automatis membuat kontak mata atau mengetahui keberadaan orang lain.

Jadi, Sahabat Klinik ketika melihat atau menjumpai gejala-gejala tersebut pada seorang bayi segera sarankan orang tuanya untuk membawa bayi tersebut ke ahlinya ya.


0 Komentar